Jumat, 21 Januari 2011

Router

Dedicated Router

  • Definisi
Router adalah sebuah device yang berfungsi untuk meneruskan paket-paket dari sebuah network ke network yang lainnya (baik LAN ke LAN atau LAN ke WAN) sehingga host-host yang ada pada sebuah network bisa berkomunikasi dengan host-host yang ada pada network yang lain. Router menghubungkan network-network tersebut pada network layer dari model OSI, sehingga secara teknis Router adalah Layer 3 Gateway.
Router bisa berupa sebuah device yang dirancang khusus untuk berfungsi
sebagai router (dedicated router), atau bisa juga berupa sebuah PC yang difungsikan
sebagai router.

Network Interface adalah sebuah Interface yang berfungsi untuk
menyambungkan sebuah host ke network. Network Interface adalah perangkat keras
yang bekerja pada layer 1 dari Model OSI. Network Interface dibutuhkan oleh Router
untuk menghubungkan Router dengan sebuah LAN atau WAN.
Karena Router bertugas menyambungkan network-network, sebuah router harus
mempunyai minimal 2 network interface. Dengan konfigurasi minimal ini, router tersebut
bisa menghubungkan 2 network, karena masing-masing network membutuhkan satu



Selain router dedicated ada juga router yang menggunakan PC router yaitu PC yang digunakan sebagai router (routing), biasanya yang digunakan adalah PC-Multihomed yaitu computer yang memiliki lebih dari 1 NIC (Network Interface Card).

Untuk desain route sederhana dapat digunakan Default Gateway sedangkan untuk kondisi jaringan yang sudah begitu kompleks dapat menggunakan routing static atau kedua-duanya secara kombinasi yakni menggunakan default gateway dan static route apda titik-titik tertentu. Tabel routing terdiri atas ebtri-entri rute dan setiap entri rute terdiri dari IP address, tanda untuk menunjukkan routing langsung atau tidak langsung, alamat router, dan nomor interface.

Cisco Hierarchical Model


Cisco Hierachical Model terbagi ke dalam tiga layer, yaitu:

  • Core Layer, merupakan layer terluar. Pada layer ini bertanggung jawab untuk mengirim traffic scara cepat dan andal. Tujuannya hanyalah men-switch traffic secepat mungkin (dipengaruhi oleh kecepatan dan latency). Device yang digunakan pada layer ini sebaiknya device yang mampu menerima data dalam jumlah besar dan dapat mengirim data dengan cepat.
Pada bagian Inti terdapat interkoneksi utama atau akses utama dari network dan yang akan mengoptimalkan transport antar sites. Bisa berupa perangkat Switching di Layer 2 atau Layer 3 yang tugas pokonya sebagai interkoneksi semua sumber daya. Contohnya perangakt Switching Layer 3 yang bertugas forward dan routing semua paket masuk dan keluar network, fungsi firewall dan sistem keamanan lainnya juga bisa di implementasikan di Hirarki Core ini.

Kegagalan pada core layer dan desain fault tolerance untuk level ini dapat dibuat sbb :

Yang tidak boleh dilakukan :
• tidak diperkenankan menggunakan access list, packet filtering, atau routing VLAN.
• tidak diperkenankan mendukung akses workgroup.
• tidak diperkenankan memperluas jaringan dengan kecepatan dan kapasitas yang lebih besar.

Yang boleh dilakukan :
• melakukan desain untuk keandalan yang tinggi ( FDDI, Fast Ethernet dengan link yang redundan atau ATM).
• melakukan desain untuk kecepatan dan latency rendah.
• menggunakan protocol routing dengan waktu konvergensi yang rendah.

  • Distribusi Layer, pada layer ini sering disebut juga workgroup layer, merupakan titik komunikasi antara access layer dan core layer. Fungsi utamanya adalah routing, filtering, akses WAN, dan menentukan akses core layer jika diperlukan. Menentukan path tercepat/terbaik dan mengirim request ke core layer. Core layer kemudian dengan cepat mengirim request tersebut ke service yang sesuai.
Device yang digunakan pada layer ini sebaiknya device yang mampu menetapkan policy terhadap jaringan dan mampu melakukan peyaringan/filter paket dan bertindak sebagai firewall. Router bias ditempatkan pada distribusi layer ini. di bagian distribusi akan ditugaskan untuk mendistribusikan semua pengaturan di hirarki Core ke Access dan yang akan membuat kebijakan koneksi. Distribusi lebih ditekankan untuk mempermudah pengaturan dan menyebarkan resource yang ada di network sesuai dengan aturan yang telah dibuat. Peralatan pada hirarki ini biasanya berupa Switching di layer 2.

  • Akses Layer, merupakan layer yang terdekat dengan user. Pada layer ini menyediakan aksess jaringan untuk user/workgroup dan mengontrol akses dan end user local ke Internetwork. Sering di sebut juga desktop layer. Resource yang paling dibutuhkan oleh user akan disediakan secara local. Kelanjutan penggunaan access list dan filter, tempat pembuatan collision domain yang terpisah (segmentasi). Teknologi seperti Ethernet switching tampak pada layer ini serta menjadi tempat dilakukannya routing statis.
Sebaiknya device yang terpasang dapat berfungsi menghubungkan antar host dan dapat mengatur collision domain. di bagian inilah semua perangkat disebarkan dan di interkoneksikan ke semua end point sumber daya yang ada misalnya terminal user dan sebagainya. Peralatan bisa berupa router layer 3 atau switching layer 2

Contoh konfigurasi Cisco Router
Mengkonfigurasi Router
Router tidak mempunyai layar monitor untuk berinteraksi dengan network administrator,
oleh karena itu, kita membutuhkan sebuah PC untuk men-setup sebuah router.
PC tersebut harus disambungkan ke router tersebut dengan salah satu dari cara berikut:
← melalui console port
← melalui Network
Men-konfigurasi Router melalui Port Console
Console port adalah sebuah port pada router yang disediakan untuk
menghubungkan router tersebut pada “dunia luar”. Sebuah kabel Roll Over dibutuhkan
untuk menghubungkan serial interface pada PC dan Console port pada router tersebut.
Setelah Router terhubung dengan PC, Router dapat dikonfigurasi dengan menjalankan
applikasi HyperTerminal dari PC. 2
Men-konfigurasi Router melalui Network
Dengan cara ini, Router dapat dikonfigurasi dengan PC yang terhubung dengan
Router melalui network. Cara ini hanya bisa digunakan untuk melihat konfigurasi dan
memodifikasi konfigurasi pada router. Mengapa ? Karena sebuah router hanya akan
terhubung ke network jika Network Interface-nya sudah terkonfigurasi dengan benar. Di
sisi lain, cara ini juga mempunyai kelebihan.
Dengan cara ini, network administrator lebih leluasa menempatkan PC-nya untuk
memodifikasi konfigurasi router. Network administrator bisa menempatkan PC-nya di
mana saja, asalkan PC tersebut bisa terhubung ke Router melalui jaringan. Dengan cara
ini, Network administrator membutuhkan applikasi telnet untuk mengkonfigurasi Router
tersebut.
Memberikan nama pada sebuah router :
Router(config)#hostname Jakarta

Jaringan Komputer 2
Modul Jaringan Komputer 2, Andrew Fiade , June 2006
Jakarta(config)#
When the Enter key is pressed, the prompt will change from the default host name,
which is Router, to the newly configured host name, which is Tokyo.
Memberikan password pada console :
Jika password diaktifkan pada console, maka user tidak bisa begitu saja
mendapatkan akses ke router melalui console tanpa menuliskan password console
terlebih dahulu. Untuk melakukan hal ini, diperlukan perintah line console 0 diikuti
dengan perintah login dan password dalam konfigurasi router.
Router(config)#line console 0
Router(config-line)#login
Router(config-line)#password terserah
A.1 Untuk pengujian ,
Router(config-line)#tekan ctrl+z > enter
Router#exit
Lalu anda tekan enter , jika berhasil maka ada menu password sebelum masuk ke
console
Untuk melihat konfigurasi anda ketik
Router#show running-config
Memberikan password pada mode user privileged :
Setelah user menuliskan password dengan benar untuk mendapatkan akses ke
routerbaik melalui jaringan ataupun console, maka user akan memasuki user mode. Jika
password untuk mode priviledge dikonfigurasi, maka user juga harus
menuliskanpassword lagi untuk masuk ke mode itu.
Perintah yang digunakan untuk memberi password pada mode ini adalah
enablepassword, atau enable secret. Perbedaan antara kedua perintah tersebut
adalah bahwa perintah enable secret membuatpassword-nya terenkrip sedangkan
enable password tidak. Kedua perintah tersebut juga bisa dituliskan kedua-duanya
dalam mode konfigurasi global, dan keduanya juga bisa mempunyai password yang

Jaringan Komputer 2
Modul Jaringan Komputer 2, Andrew Fiade , June 2006
berbeda. Namun jika keduanya diletakkan pada konfigurasi, maka password pada
enable secret yang akan digunakan untuk memasuki privileged mode.
Router(config)#enable password
Lalu diuji (lihat A.1 Untuk pengujian , )
Router(config)#enable secret
Lalu diuji (lihat A.1 Untuk pengujian , )
Untuk yang lebih terenkripsi :
Perintah ini digunakan untuk mengenkrypt semua konfigurasi password , seperti
password console ,telnet dan enable password
Router(config)#service password-encryption
Menghapus Password yang telah digunakan :
Dalam konfigurasi router, sebuah perintah bisa dihapus dengan menambahkan
perintah no pada mode konfigurasi. Dengan demikian, untuk menghapus password
Router(config) # no enable secret rahasiabanget
Jika anda menggunakan netsimulator v4, perintah ini belum didukung.
Mengkonfigurasi Interface
Perintah interface pada mode konfigurasi global disediakan untuk
mengkonfigurasi interface-interface pada router. Ada berbagai tipe interface yang
dikonfigurasi denganperintah ini antara lain: Ethernet, Token Ring, FDDI, serial, HSSI,
loopback, dialer, null, anync, ATM, BRI, dan tunnel. Dalam tulisan ini, hanya Ethernet
dan Serial saja yang akan dibahas lebih lanjut.
Format perintah interface untuk memasuki mode konfigurasi interface untuk Ethernet
pada router yang hanya mempunyai satu slot adalah:
interface Fastethernet nomer-port
Beberapa jenis router memiliki banyak slot, seperti misalnya Cisco 2600,3600 dan 4000.
Untuk router-router dengan banyak slot, format perintahnya adalah:
interface Fastethernet nomer-slot/nomer-port ( untuk seri router diatas 1700)

Jaringan Komputer 2
Modul Jaringan Komputer 2, Andrew Fiade , June 2006
Untuk dibawah seri 1700
interface ethernet nomer-slot/nomer-port
Setelah memasuki mode konfigurasi interface dengan perintah di atas, barulah Ethernet
tersebut dapat dikonfigurasi sesuai dengan kebutuhan. Konfigurasi paling dasar yang
dibutuhkan agar Ethernet dapat meneruskan paket-paket adalah IP address dan subnet
mask.
Format konfigurasinya adalah:
ip address IP-address subnet-mask
contoh :
Router# configure terminal
Router(config)# interface Fastethernet 1/0
Router(config-if)# description LAN pada Department IT
Router(config-if)# ip address 172.16.148.1 255.255.255.128
Router(config-if)# no shutdwon
Router(config-if)# exit
Router(config)# exit
Router#
Baris perintah “no shutdown” digunakan untuk mengaktifkan interface
FastEthernet , maupun interface serial , untuk menonaktifkan gunakan “shutdown”
Memberikan password pada Telnet :
Virtual Terminal ini akan digunakan ketika user ingin mendapatkan akses melalui
jaringan dengan applikasi telnet. Password Virtual Terminal ini harus dikonfigurasi
sebelum user bisa mendapatkan akses melalui jaringan. Tanpa password, koneksi
melalui jaringan akan ditolak oleh router dan router akan memberikan pesan berikut:
Router(config)#line vty 0 4
Router(config-line)#login
Router(config-line)#password bebas
Untuk pengujian dapat dilakukan di host (computer) yang terhubung ke router ,
dari host masuk ke command prompt , contoh :
c:\telnet 172.16.148.1

Jaringan Komputer 2
Modul Jaringan Komputer 2, Andrew Fiade , June 2006
Menyimpan dan mengambil Konfigurasi
Berbagai konfigurasi yang telah kita tuliskan dengan perintah configure terminal
hanya akan disimpan pada RAM yang merupakan memory volatile. Jika konfigurasi ini
tidak disimpan di NVRAM, maka konfigurasi tersebut akan hilang ketika router dimatikan
atau direstart.
Secara default, Router akan mengambil konfigurasi dari NVRAM saat start up,
meletakkannya di RAM, dan kemudian menggunakan konfigurasi yang ada pada RAM
untuk beroperasi.
Untuk menyimpan konfigurasi yang ada di RAM ke NVRAM, diperlukan baris perintah
berikut pada privileged mode:
Router# copy running-config startup-config
Sebaliknya, untuk mengambil konfigurasi yang ada di NVRAM dan meletakkannya pada
RAM, dapat digunakan perintah berikut pada privileged mode:
Router# copy startup-config running-config
Dan untuk melihat konfigurasi yang sedang beroperasi (pada RAM), dapat digunakan
perintah show running-config pada privileged mode.
Contoh : melihat running-config
Router# show running-config Building configuration...
RIP (Routing Information Protocol )
Routing Information Protocol
RIP (akronim, dibaca sebagai rip) termasuk dalam protokol distance-vector,
sebuah protokol yang sangat sederhana. Protokol distance-vector sering juga disebut
protokol Bellman-Ford, karena berasal dari algoritma perhitungan jarak terpendek oleh
R.E. Bellman, dan dideskripsikan dalam bentuk algoritma-terdistribusi pertama kali oleh
Ford dan Fulkerson.

Jaringan Komputer 2
Modul Jaringan Komputer 2, Andrew Fiade , June 2006
Setiap router dengan protokol distance-vector ketika pertama kali dijalankan
hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui
topologi jaringan tempatnya berada.
Router kemudia mengirimkan informasi lokal tersebut dalam bentuk distancevector
ke semua link yang terhubung langsung dengannya. Router yang menerima
informasi routing menghitung distance-vector, menambahkan distance-vector dengan
metrik link tempat informasi tersebut diterima, dan memasukkannya ke dalam entri
forwarding table jika dianggap merupakan jalur terbaik.
Informasi routing setelah penambahan metrik kemudian dikirim lagi ke seluruh
antarmuka router, dan ini dilakukan setiap selang waktu tertentu. Demikian seterusnya
sehingga seluruh router di jaringan mengetahui topologi jaringan tersebut.
Protokol distance-vector memiliki kelemahan yang dapat terlihat apabila dalam
jaringan ada link yang terputus. Dua kemungkinan kegagalan yang mungkin terjadi
adalah efek bouncing dan menghitung-sampai-tak-hingga (counting to infinity). Efek
bouncing dapat terjadi pada jaringan yang menggunakan metrik yang berbeda pada
minimal sebuah link. Link yang putus dapat menyebabkan routing loop, sehingga
datagram yang melewati link tertentu hanya berputar-putar di antara dua router
(bouncing) sampai umur (time to live) datagram tersebut habis.
Menghitung-sampai-tak-hingga terjadi karena router terlambat menginformasikan bahwa
suatu link terputus. Keterlambatan ini menyebabkan router harus mengirim dan
menerima distance-vector serta menghitung metrik sampai batas maksimum metrik
distance-vector tercapai. Link tersebut dinyatakan putus setelah distance-vector
mencapai batas maksimum metrik. Pada saat menghitung metrik ini juga terjadi routing
loop, bahkan untuk waktu yang lebih lama daripada apabila terjadi efek bouncing..
RIP tidak mengadopsi protokol distance-vector begitu saja, melainkan dengan
melakukan beberapa penambahan pada algoritmanya agar routing loop yang terjadi
dapat diminimalkan.

Jaringan Komputer 2
Modul Jaringan Komputer 2, Andrew Fiade , June 2006
Split horizon digunakan RIP untuk meminimalkan efek bouncing. Prinsip yang
digunakan split horizon sederhana: jika node A menyampaikan datagram ke tujuan X
melalui node B, maka bagi B tidak masuk akal untuk mencapai tujuan X melalui A. Jadi,
A tidak perlu memberitahu B bahwa X dapat dicapai B melalui A.
Untuk mencegah kasus menghitung-sampai-tak-hingga, RIP menggunakan
metode Triggered Update. RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus
kembali memberikan informasi routing. Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara
timer belum habis, router tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh
perubahan tersebut (triggered update).
Dengan demikian, router-router di jaringan dapat dengan cepat mengetahui
perubahan yang terjadi dan meminimalkan kemungkinan routing loop terjadi.
RIP yang didefinisikan dalam RFC-1058 menggunakan metrik antara 1 dan 15,
sedangkan 16 dianggap sebagai tak-hingga. Route dengan distance-vector 16 tidak
dimasukkan ke dalam forwarding table.
Batas metrik 16 ini mencegah waktu menghitung-sampai-tak-hingga yang terlalu
lama. Paket-paket RIP secara normal dikirimkan setiap 30 detik atau lebih cepat jika
terdapat triggered updates. Jika dalam 180 detik sebuah route tidak diperbarui, router
menghapus entri route tersebut dari forwarding table. RIP tidak memiliki informasi
tentang subnet setiap route.
Router harus menganggap setiap route yang diterima memiliki subnet yang
sama dengan subnet pada router itu. Dengan demikian, RIP tidak mendukung Variable
Length Subnet Masking (VLSM).
RIP versi 2 (RIP-2 atau RIPv2) berupaya untuk menghasilkan beberapa
perbaikan atas RIP, yaitu dukungan untuk VLSM, menggunakan otentikasi, memberikan
informasi hop berikut (next hop), dan multicast. Penambahan informasi subnet mask
pada setiap route membuat router tidak harus mengasumsikan bahwa route tersebut
memiliki subnet mask yang sama dengan subnet mask yang digunakan padanya.
RIP-2 juga menggunakan otentikasi agar dapat mengetahui informasi routing mana
yang dapat dipercaya. Otentikasi diperlukan pada protokol routing untuk membuat
protokol tersebut menjadi lebih aman. RIP-1 tidak menggunakan otentikasi sehingga
orang dapat memberikan informasi routing palsu. Informasi hop berikut pada RIP-2


digunakan oleh router untuk menginformasikan sebuah route tetapi untuk mencapai
route tersebut tidak melewati router yang memberi informasi, melainkan router yang lain.
Pemakaian hop berikut biasanya di perbatasan antar-AS.
RIP-1 menggunakan alamat broadcast untuk mengirimkan informasi routing. Akibatnya,
paket ini diterima oleh semua host yang berada dalam subnet tersebut dan menambah
beban kerja host. RIP-2 dapat mengirimkan paket menggunakan multicast pada IP
224.0.0.9 sehingga tidak semua host perlu menerima dan memproses informasi routing.
Hanya router-router yang menggunakan RIP-2 yang menerima informasi routing
tersebut tanpa perlu mengganggu host-host lain dalam subnet.
RIP merupakan protokol routing yang sederhana, dan ini menjadi alasan mengapa RIP
paling banyak diimplementasikan dalam jaringan. Mengatur routing menggunakan RIP
tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi
kegagalan link jaringan. Walaupun demikian, untuk jaringan yang besar dan kompleks,
RIP mungkin tidak cukup. Dalam kondisi demikian, penghitungan routing dalam RIP
sering membutuhkan waktu yang lama, dan menyebabkan terjadinya routing loop. Untuk
jaringan seperti ini, sebagian besar spesialis jaringan komputer menggunakan protokol
yang masuk dalam kelompok link-state



Sumber1
Sumber 2


Pc Router


PC Router merupakan Router yang di buat dari sebuah PC yang dijadikan Fungsi Router yang dijanlakan dengan sistem operasi dan kebanyakan sistem operasi yang digunakan adalah berbasis OS (Operation System) Linux sehingga biasa di sebut Linux Based Router.

PC Router atau Linux Based Router sebenarnya sangat banyak sekali variannya baik yang berbayar/komersil maupun yang Free/open source. Yang komersil seperti Mikrotik OS, LogixOS/Neology, Gibraltar Dll, dan yang Free/open source

seperti MonoWall, Pfsense, Smothwall Express, IPCop, Linktrack, DD-WrtX86, OpenWRTX86, Freesco dan masih banyak lagi lainnya. Jikapun berbayar/komersil tidak lebih dari US $ 100 dibandingkan jika harus membeli peralatan Hardware yang harganya (apalagi di Mark-Up) bikin kita menghela nafas panjang-panjang sambil geleng-geleng kepala sambil mengatakan “Betapa Borosnya Negeri ini”.

Apa keuntungan yang bisa diperoleh jika menggunakan PC router ini:

  • Jika digunakan oleh instansi pemerintah atau ISP atau Personal maka tindakan tersebut merupakan tindakan yang tepat karena anda telah melakukan efisiensi besar-besaran. Karena apa ? PC bekas dapat anda gunakan seperti pentium 486 atau Pentium 1 artinya tidak perlu membeli lagi, sedangkan OS PC Router tidak perlu beli yang commercial cukup digunakan yang free/open source saja karena kemampuan dan feature yang open source juga sudah mampu mengalahkan yang commercial dan Router Ternama.
  • Memiliki kemampuan/feature yang luar biasa seperti yang dimiliki oleh peralatan Router hardware Ternama yang harganya puluhan juta bahkan ratusan juta rupiah.
  • Kemampuan processing dengan speed yang tinggi karena ditangani oleh kecepatan processor PC, memori PC, Mainboard PC, Harddisk PC dan lain-lain. Coba anda bandingkan Speed Processor Router Hardware yang kecepatannya Cuma 175 - 350 MHz saja. Coba bandingkan jika menggunakan MainBoard Via Evia Processor Onboard Cyrix 2,8GHz yang berharga sangat murah.
  • Hardwarenya sangat mudah untuk di upgrade seperti layaknya PC. Dan untuk USB Wireless bisa di deteksi secara plug & Play tanpa harus merestart PC khususnya Linux Based Router Free BSD OS Pfsense.
  • Instalasi yang sangat mudah dan tidak membutuhkan waktu yang lama (pengalaman saya menginstall PC Router tidak lebih dari 5 menit saja). Instalasi dapat menggunakan CD-ROM tapi yang lebih mudah dapat ditulis langsung dengan Phisicalywrite langsung dari OS Windows.
  • Pada salah satu OS PC Router (Pfsense) yang mempunyai kemampuan mendukung USB WLAN yang dapat dijadikan Access Point. Sedangkan OS Router PC yang lain juga memiliki feature sebagai Virtual AP, Client Bridge, repeater, Wireless Client Dll. Tergantung dari ciri khas/feature dari OS PC Router tersebut seperti Lintrack atau DD-WRTX86.
Sumber 1

Contoh Konfigurasi sederhana mengunakan Pc Router
1. Pertama, saya melakukan setting pada PC windows (host 4) di jaringan 192.168.15.0/24 dengan memberi IP address 192.168.15.2 netmask 255.255.255.0, kemudian gateway-nya diarahkan ke alamat 192.168.15.1 (alamat PC router yang berhubungan dengan network 192.168.15.0/24). Caranya adalah :
- masuk ke menu Local Area Connetion Properties -> Internet Protocol (TCP/IP) Properties -> setting IP address, subnetmask, dan default gateway-nya

2. Sebelum melakukan setting pada PC Router, terlebih dahulu saya melakukan setting pada jaringan 192.168.12.0/24 yaitu dengan memberi IP address pada PC Linux (host 1) dengan alamat 192.168.12.4, karena pake Linux maka NIC (Network Interface Card) atau yang lazim dikenal LAN Card akan terdeteksi sebagai ethx (eth0 atau eth1), asumsi bahwa yang terdeteksi ialah eth0 maka cara setting :
# ifconfig -a (melihat interface yang terdeteksi)
# ifconfig eth0 192.168.12.4 netmask 255.255.255.0 (setting IP address)

3. Langkah selanjutnya yaitu melakukan setting pada PC windows (host 2) di jaringan 192.168.12.0/24. Di host 2 tersebut terpasang dua buah NIC yang akan menghubungkan antara host 1 dengan PC Router (bisa juga menggunakan switch untuk menghubungkan host 1, host 2, dan PC Router) yang nantinya akan dibuat sebuah bridge. Step-stepnya yaitu setting IP address 192.168.12.3 pada NIC 1 dan 192.168.12.2 pada NIC 2. Kemudian drag keduanya, klik kanan pilih Bridge Connection. Setelah itu kasih IP address pada bridge, misal 192.168.12.5 subnet 255.255.255.0, lalu arahkan gateway ke alamat 192.168.12.1 (alamat PC Router yang berhubungan dengan network 192.168.12.0/24). Cara teknis sama dengan cara pertama diatas.

4. The next step I setup the PC Router. Pada PC Router telah terpasang dua buah NIC. Karena menggunakan Linux maka NIC akan terdeteksi sebagai eth0 dan eth1, asumsi bahwa eth0 berhubungan langsung dengan jaringan 192.168.15.0/24 sedangkan eth1 berhubungan langsung dengan jaringan 192.168.12.0/24 maka ketikan perintah melalui konsole :
# ifconfig eth0 192.168.15.1 netmask 255.255.255.0
# ifconfig eth1 192.168.12.1 netmask 255.255.255.0
setelah itu cobalah melakukan ping dalam satu jaringan, jika sudah berhasil maka kita tinggal menyeting proses peroutingannya, yaitu :
# route add -net 192.168.15.0 netmask 255.255.255.0 dev eth0
# route add -net 192.168.12.0 netmask 255.255.255.0 dev eth1
kemudian jangan lupa untuk mengaktifkan ip_forwarding-nya :
# echo “1″ > /proc/sys/net/ipv4/ip_forwarding

5. Langkah terakhir setting pada host 1 dan host 4 agar mampu routing melalui gateway PC Router, untuk Windows :
- masuk cmd.exe ketikkan route add 192.168.12.0 mask 255.255.255.0 192.168.15.1
(untuk mengetahui lebih lengkap keterangannya ketikkan route –help)
pade host 1 (Linux) :
# route add default gw 192.168.12.1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar